Allah Taala berfirman dalam surah Ghafir (40):44-45 yang bermaksud,
“Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Ssesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hambaNya. Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka.”
Diri seorang aku merenung, mengamati perjalanan hidup ini. Liku-liku hidupku tidak sama seperti rakan seperjuangan lain. Kami sama-sama meniti ke menara gading dan berubah mengikut haluan masing-masing. Sesetengah mereka, seakan-akan nampak mudah denai kehidupannya. Belajar, kerja dan perolehi apa sahaja. Sekali pandang nampak bahagia.
Aku bahagia juga malah ketenangan seringkali menjengah sekalipun ribut melanda. Hidupku tidak semudah teman-teman sekuliah. Namun, aku tidak pula merasa susah. Aku tahu dugaan ini Allah hamparkan untuk menjadi benteng kekuatan diri. Hari ini pasti berlalu jua menjadi cerita semalam. Akan datang perlu ditempuh untuk menjadi kisah hari ini dan sejarah untuk semalam. Aku serahkan jiwa ku, urusanku hanya kepadaNya. Dia yang menghamparkan semua ini untukku dan hanya Dialah jua yang bisa menyelesaikannya. Aku bersemangat dan menganggap ini sebagai satu cabaran untuk disahut.
Aku hanya akan berusaha dan terus berusaha. Pasti bahagia ada di sana. Aku letakkan sepenuh pengharapan kepada Rabb-ku yang satu.
“Ya, Habibi, tuntunilah aku, pandulah hidupku. Hanya kepadaMu jiwaku bersatu. Andai kepayahan ini mendekatkan ku kepada MU, teruskanlah menyayangiku, wahai Kekasih hatiku”
Aku berharap dan terus berharap. Kuamati lagi kisah dari RasulMu,
“Dari Abu Hurairah, dari Nabi saw, beliau bersabda, “Allah berfirman, ‘Aku menurut sangkaan hambaKu kepada-Ku, Aku senantiasa bersamanya selama ia mengingat-Ku. Demi Allah, Allah lebih senang menerima taubat hamba-Nya melebihi senangnya seorang di antara kalian yang menemukan kembali barangnya yang telah hilang di tengah padang pasir. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta; siapa saja yang mendekat kepadaKu sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa, dan apabila ia datang kepadaku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari.” (HR Bukhari dan Muslim)
Aku yakin Ya, Tuhanku, Engkau akan memimpin tanganku untuk menuju bahagia suatu hari nanti. Seandainya tiada jua kuperolehi selama permukiman di sini, aku redha. Mungkin ada bahagian untukku di sana.
“Dari jabir bin Abdullah ra, ia berkata: saya mendengar Nabi saw bersabda sebelum tiga hari menjelang kematiannya, “Jangan sekali-kali salah seorang di antara kamu meninggal dunia, kecuali ia berbaik sangka kepada Allah swt” (HR Muslim)
Sangkaku hanya satu, aku hambaMu, Engkau berhak segalanya terhadapku. Bimbinglah daku.
Dalam mengharungi semua haru-biru, aku punya ramai teman yang sudi mendengar. Walau sekadar pendengar setia, aku rasa cukup bahagia. Paling tidak, aku mampu bercerita lagi dan lagi. Teman ku yang setia tidak pernah mengeluh kesah menadah untuk menerima kisah duka. Itu lumrah katanya. Walau aku bukan sesiapa padanya, tidak juga punya apa-apa makna tapi bagiku dia pemberi semangat baru. Mungkin baginya aku adalah satu lagi rakan baru yang menambah koleksi seleksi, tidak mengapa…. Asalkan kehadirannya mampu membuka mataku melihat dunia dari perspektif berbeza dalam perjalanan mengharapkan keredhaaNya.
Harapanku hanya padaMu….
Thursday, January 7, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment